A.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui prinsip-prinsip penyusunan yang
dimiliki oleh Sejumlah bangunan
terhadap pola penyebaran pengunjung. Pola sirkulasi yang menjadi fokus
penelitian adalah sirkukasi pengunjung, dimana pola sirkulasi pengunjung akan
dilihat secara detail sehingga akan diketahui suatu hubungan antara pola
sirkulasi dengan keramain alur pengunjung. Pola sirkulasi itu sendiri terjadi
karena adanya tata susunan ruang-ruang didalam pusat perbelanjaan yang diantara
terdiri atas retail pertokoan beserta fasilitas lainnya. Ruang-ruang disusun
sedemkian rupa, sehingga secara tidak langsung membentuk pola alur sirkulasi.
Peletakan magnet ruang dalam pusat perelanjaan menentukan alur sirkulasi yang
merata dalam bangunan. Setiap pusat perbelanjaan memiliki pola alur sirkuasi
yang berbeda tergantung dari pola susunan ruangnya, karena sirkulasi ditentukan
oleh pola susunan ruang.
Tempat-tempat yang kami kunjungi, yaitu :
1.
Masjid Agung An-nur
2.
Mall Ciputra
Yang
dilakukan di sini ialah mencari data dengan menggunakan metode observasi/survei
maupun metode dokumentasi untuk mendapatakan suatu sirkulasi yang ada pada
tempat-tempat tersebut.
B.
LATAR BELAKANG
Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam perencanaan dan perancangan
lingkungan binaan, mulai dari lingkup makro hingga lingkup mikro. Dalam arti
yang lebih sempit, arsitektur dapat diartikan sebagai ilmu dan seni dalam
perencanaan dan perancangan bangunan. Francis
D. K. Ching (2008) mengatakan bahwa arsitektur membentuk suatu tautan yang
mempersatukan ruang, bentuk, teknik, dan fungsi. Fungsi utama arsitektur adalah
untuk memfasilitasi segala bentuk aktivitas manusia (pengguna), baik itu di
dalam maupun di luar ruangan. Oleh karena itu, dalam proses perencanaan dan
perancangannya, sebuah lingkungan binaan (ruangan, bangunan, ataupun kawasan)
harus memiliki sistem sirkulasi yang baik dan memadahi, agar aktivitas
penggunanya dapat berlangsung dengan baik, lancar, dan nyaman.
Francis D. K.
Ching (2008) menyatakan bahwa jalur pergerakan (sirkulasi) dapat dianggap sebagai
elemen penyambung yang menghubungkan ruanganruangan di dalam sebuah bangunan,
atau yang menghubungkan serangkaian ruang luar dengan ruang dalam pada sebuah
bangunan secara bersamaan. Komponen pokok sistem sirkulasi pada sebuah bangunan
dapat mempengaruhi persepsi seseorang (pengguna) terhadap bentuk dan ruang pada
sebuah bangunan. Komponen pokok tersebut meliputi pencapaian, pintu masuk,
konfigurasi jalur, hubungan jalur dengan ruang, dan bentuk ruang sirkulasi.
Apabila kelima komponen tersebut benar-benar diperhatikan dan diperhitungkan
ketika merancang sebuah bangunan, maka, bangunan tersebut dapat berfungsi
dengan baik, begitu juga dengan ruangan-ruangan yang ada di dalamnya. Hal ini
dikarenakan sirkulasi merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan
bangunan, dan menjadi faktor kunci dalam menunjang fungsi sebuah bangunan.
Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “circulation”, yang berarti
perputaran, peredaran, seperti pada sirkulasi udara, sirkulasi ruang/ bangunan,
dan sebagainya. Sistem sirkulasi dapat didefinisikan sebagai jalan lalu lalang
dari jalan masuk di luar bangunan sampai masuk ke dalam bangunan. Dalam
kaitannya dengan arsitektur, sirkulasi dapat diartikan sebagai hubungan antara
satu ruang dengan ruang yang lain, baik secara vertikal maupun horizontal.
C.
LANDASAN TEORI
Sirkulasi melewati ruang adalah suatu pergerakkan atau ruang lingkup
gerak yang berfungsi sebagai penghubung ruang satu dengan lainnya. Pada
sirkulasi melewati ruang, pertukaran udara yang dari arah luar dapat langsung
melewati ke dalam ruangan . Pada sirkulasi yang melewati ruang, intregeritas
setiap ruang di pertahankan dan konfigurasi jalurnya fleksibel. Untuk
menghubungkan jalan utama dengan ruang-ruang dapat digunakan ruang perantara .
Sirkulasi yang melewati ruang
banyak dibuat dengan dinding yang di buat terbuka untuk sirkulasi aktivitas.
Untuk sirkulasi udara di buat dengan ventilasi-ventilasi pada bangunan
tersebut.
Seluruh jalur pergerakan,
entah itu manusia, mobil, barang, atau jasa, secara ilmiah adalah linear. Dan
seluruh jalur tersebut memiliki sebuah titik awal, yang darinya kita dibawa
melalui suatu tahapan ruang-ruang hingga menuju tujuan kita. Kontur sebuah
jalur tergantung pada moda transportasi kita. Jika kita sebagai pejalan kaki
dapat membelok, berhenti sejenak, berhenti, dan beristirahat sesuka hati kita.
Maka sebuah sepeda memiliki kebebasan yang lebih sedikit, dan sebuah mobil
lebih tidak bebas lagi dalam merubah laju dan arahnya secara tiba-tiba. Tapi
menariknya, jika sebuah kendaraan beroda mungkin saja membutuhkan sebuah jalur
berkontur halus yang merefleksikan radius putarnya, justru lebar jalur tersebut
dapat disesuaikan terhadap dimensi-dimensinya dengan tepat. Sebalikannya,
pejalan kaki, meskipun dapat menolerir perubahan arah yang mendadak, malah
membutuhkan ruang yang lebih besar dibandingkan dimensi-dimensi fisiknya serta
kebebasan memilih yang lebih besar selama menjalani sebuah jalur.
KONFIGURASI JALUR
secara umum dapat dikelompokkan dalam beberapa pola sirkulasi sebagai
berikut:
1.
Konfigurasi Linier,
Jalan yang
lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok
arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop).
2. Konfigurasi Radial,
memiliki jalan-jalan lurus yang
berkembang dari sebuah pusat bersama.
3.
Konfigurasi Spiral
(Berputar),
Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dan titik pusat, mengelilingi
pusatnya dengan jarak yang berubah.
4.
Konfigurasi grid,
terdiri dari
dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan
menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.
5.
Konfigurasi Jaringan,
yang terdiri dari jalan-jalan
yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang.
6.
Komposit Pada
kenyataannya, sebuah bangunan umumnya mempunyai suatu kombinasi dari pola-pola
di atas. Untuk menghindarkan terbentuknya orientasi yang membingungkan, suatu
susunan hirarkis di antara jalur-jalur jalan bisa dicapai dengan membedakan
skala, bentuk dan panjangnya.
Lebar dan tinggi dari suatu
ruang sirkulasi harus sebanding dengan macam dan jumlah lalulintas yang
ditampungnya. Sebuah jalan yang sempit dan tertutup akan merangsang gerak.
Sebuah jalan yang diperlebar tidak hanya untuk menampung lebih banyak
lalulintas, tetapi untuk menciptakan tempat-tempat perhentian, untuk
beristirahat, atau menikmati pemandangan. Jalan dapat diperbesar dengan
meleburkannya dengan ruang-ruang yang ditembusnya. Di dalam sebuah ruang yang
luas, sebuah jalan dapat berbentuk bebas, tanpa bentuk atau batasan, dan
ditentukan oleh aktivitas di dalam ruangnya.
Pada kenyataannya sebuah bangunan
umumnya membuat konbinasi dari pola-po!a di atas. Hal terpenting dalam setiap
pola adalah pusat kegiatan, jalan masuk ke ruangan, serta tempat untuk
sirkulasi vertikal. Untuk menghindarl timbulnya orlentasi yang membingungkan,
suatu susunan hirarkis di antara jalur-jalur dan titik bangunan dapat dibangun
dengan membedakan skala, bentuk, panjang, serta penempatannya.
D.
METODE PELAKSANAAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dan survey,
yaitu membuat gambaran dan paparan serta menggali secara cermat dan mendalam
tentang bagaimana karakteristik ruang dalam perencanaan tata letak, konfigurasi
dan interaksi ruang yang ada.
Metode pengumpulan data dilakukan antara lain pengumpulan data primer
melalui survey, observasi, wawancara ( indept interview ) dan data sekunder
berupa informasi tulisan, , buku-buku dan studi literature. Dalam teknik analisisnya
digunakan analisis deskriptif, komparatif dan Inferensial dengan data dari
literature, video, dan foto kolase.
Metode pelaksanaan ini berdasarkan atas metode deskriptif analisis.
Metode ini berupa paparan/deskripsi yang terjadi saat ini disertai dengan
literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang di kerjakan. Analisa data
bisa dilakukan secara kuantitatif. Dengan menggunakan metode deskriptif yang
membahas teknik-teknik pengumpulan, pengolahan atau analisa dan penyajian
terhadap sekelompok data.
E. ANALISIS
PELAKSANAAN
Pengumpulan Data
Tahap selanjutnya yaitu
pengumpulan data dan pengolahan data. Data yang dianalisis untuk pelaksanaan
ini ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam pengumpulan data
primer dan data sekunder, digunakan metode yang akan di jelaskan sebagai
berikut.
1. Data Primer
Merupakan data
yang diperoleh melalui proses pengambilan data secara langsung pada lokasi,
dengan cara sebagai berikut :
a) Metode Observasi
Metode observasi yaitu metode
pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan sistematis
mengenai hal-hal penting terhadap objek serta pengamatan terhadap
masalah-masalah yang ada secara langsung. Dengan adanya survei lapangan di
dapat data-data sistematis melalui kontak langsung dengan sirkulasi dilokasi
tersebut, yaitu dengan melakukan identifikasi karakter-karakter sirkulasi guna mengetahui
kependudukannya terhadap bangunan. Pelaksanaan survei ini dilaksanakan secara
langsung. Survei ini berfungsi untuk mendapatkan data berupa :
Ø Kondisi bentuk
sirkulasi
Ø Pengamatan
aktifitas, dokumentasi gambar atau video dengan mengunakan kamera DSLR atau
Smartphone
b) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode
pengumpulan data dengan cara mengambil gambar dari objek yang teliti.
Pengambilan gambar objek dilakukan dengan mengunakan kamera DSLR /Smartphone
atau dengan sketsa gambar. Metode ini dilakukan untuk memperkuat metode
sebelumnya, yaitu metode observasi atau survei, agar lebih jelas dalam
pengumpulan data-data yang akan digunakan dalam analisis.
2. Data Sekunder
Yaitu informasi
atau data yang berkaitan langsung dengan objek perancangan tapi sangat
mendukung program perancangan, meliputi :
a) Studi Pustaka / Studi Literature
Metode pustaka yaitu metode pengumpulan
data dengan menggunakan atau mengambil dari literatur-literatur yang ada di
buku-buku maupun internet sebagai sumber bacaan dan referensi yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas. Data yang diperoleh dari studi pustaka ini,
baik dari teori, pendapat ahli, serta
peraturan dan kebijakan pemerintah menjadi dasar perencanaan sehingga
dapat memperdalam analisa.
b) Studi Komparasi
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data
mengenai sirkulasi sejenis dan tema sejenis yang ada.
Dalam
pengumpulan data dan pengolahan data, data sekunder diperoleh tanpa pengamatan
langsung tetapi menunjang proses kajian terhadap permasalahan. Data-data
tersebut diolah dan dianalisa hingga diperoleh alternatif konsep.
Pengumpulan data
kondisi eksisting terhadap unsur-unsur yang ada di lokasi, berikut interaksinya
sehingga memunculkan masalah yang lebih spesifik. Evaluasi dilakukan melalui
tahap informasi kondisi sirkulasi, daya dukung tapak dan lingkungan berikut potensinya.
KESIMPULAN
Dari
kajian dan hasil analisis teori yang terkait terhadap kondisi lapangan, dapat disimpulkan bahwa kenyataan dilapangan
menunjukan terhadap hubungan yang positif dan signifikan dari setiap pelayanan sirkulasi dengan bentuknya. Hubungan pelayanan
sirkulasi yang meliputi fasilitas fisik layanan sirkulasi, kecepatan pelayanan
sirkulasi, kemudahan. Sirkulasi
pada arsitektur merupakan urutan ruang yang akan memberi pengaruh terhadap ruangan sebelum atau
sesudahnya. Desain
sirkulasi ruang dalam sebuah bangunan harus
dapat digunakan sebagai sarana sirkulasi sehari-hari. Sirkulasi ruang dalam pada umumnya berpola grid sebagai hasil pengelompokan kegiatan yang diwadahinya.
Pola grid memiliki banyak
persimpangan sehingga orientasi penghuni bangunan yang melakukan proses
sirkulasi dan evakuasi dapat hilang. Guna mengatasi hal ini desain jalur sirkulasi
dapat dibagi
menjadi jalur koridor primer dan sekunder dalam pola yang sesederhana
mungkin. Jalur koridor
primer dan sekunder dibentuk melalui desain geometri dengan perbedaan lebar
jalur. Geometri
koridor juga meliputi panjang koridor yang aman untuk mencapai tangga dan
pintu keluar
terdekat tanpa koridor buntu untuk menghindari
kepanikan jika terjadi keadaan darurat di bangunan tersebut.
LESSON AND LEARN
Bayhaki : Saya belajar mengenai teamwork , tidak
egois dan menghargai pendapat orang lain , saya juga belajar membagi waktu
karena mengerjakan tugas ini menggunakan metode survey yang memakan banyak
waktu . Meningkat kepekaan dan rasa terhadap lingkungan sekitar.
Fadry Fadhli Maulana Ikhsan : Sirkulasi ruang merupakan urutan ruang yang memberikan
pengaruh Terhadap ruang sebelum dan sesudahnya. Maka dari itu sirkulasi ruang
sangat lah penting karena sirkulasi ruang tersebut merupakan penghubung antar
ruang-ruang yang ada di suatu bangunan. Dalam mengerjakan tugas ini saya bisa mengenal apa itu sirkulasi
melalui metode survei, dan saya bisa belajar dalam membuat laporan serta
belajar kerjasama tim, belajar me-manage waktu, dan belajar berpikir kritis.
MHD. Ariyadi Saputra : Mengerjakan tugas ini memakan banyak
waktu dan memaksa Saya untuk belajar menghargai waktu, Saya juga belajar
kerjasama tim, Saya banyak belajar hal
hal yang dulunya Saya anggap tidak penting ternyata sangat penting untuk
dipikirkan, mengajarkan Saya untuk selalu banyak melihat dan berpikir kritis
bagaimana menata ruang yang baik, ngapa bentuknya harus gini? Ngapa tak gini
aja? Untuk penataan ruang akan terasa lebih mudah jika memahami betul fungsi
dan kebutuhan ruang tersebut dan Saya lebih memahami jika melihat langsung
bentuknya bukan hanya sekedar penjelasan di buku saja.
Rahmatan Firdaus : Sirkulasi ruang merupakan hal yang
paling penting, jika tidak adanya sirkulasi di ruang atau sirkulasi tak tertata
di suatu ruang dapat mengakibatkan kekacauan pada ruang dan tak tertatanya
ruang sehingga orang" yg merasakan kebingungan diruangan tersebut, di
pelajaran sirkulasi ini saya mendapatkan pengalaman bagaimana menata ruang yg
baik dan efisien untuk ruang yang kecil dan ruang besar, dan dalam penataan ini
merupakan hal yang tak mudah untuk di lakukan jika kita tak memahami betul
kebutuhan ruang dan fungsi utama ruang tersebut.
Untuk hasil silahkan kunjungi : https://youtu.be/lA4XF0uxI30
DOKUMENTASI
Mantapp gan postingannya. Sangat bermanfaat
BalasHapus